Banyak pemilik website bingung ketika trafik tiba-tiba menurun, padahal tidak merasa melakukan kesalahan SEO apa pun. Artikel masih ada, keyword masih relevan, tetapi ranking perlahan turun dan trafik menghilang.
Fenomena ini disebut content decay. Ini adalah kondisi alami dalam siklus konten, dan hampir semua website pasti mengalaminya. Kabar baiknya: content decay bisa dideteksi, diperbaiki, dan bahkan dibalik menjadi pertumbuhan trafik baru.
Artikel ini membahas apa itu content decay, penyebab utamanya, serta langkah sistematis untuk memperbaiki artikel lama agar kembali kompetitif di Google.
1. Apa Itu Content Decay?
Content decay adalah penurunan performa artikel seiring waktu, baik dari sisi:
- ranking keyword,
- impressions,
- CTR,
- trafik organik.
Artikel yang dulu ranking di halaman 1 bisa turun ke halaman 2–3 jika tidak dirawat dan diperbarui.
2. Mengapa Content Decay Terjadi?
A. Kompetitor Update Konten Lebih Baik
Google cenderung memprioritaskan konten yang:
- lebih lengkap,
- lebih relevan,
- lebih up-to-date.
B. Informasi Sudah Tidak Relevan
Contoh:
- tool sudah berubah,
- UI platform berganti,
- praktik terbaik sudah berkembang.
C. Search Intent Bergeser
Keyword yang sama bisa memiliki intent berbeda dibanding beberapa tahun lalu.
D. Internal Linking Melemah
Artikel lama sering kalah kuat karena:
- tidak lagi di-link dari artikel baru,
- posisinya terisolasi.
3. Cara Mendeteksi Content Decay
A. Gunakan Google Search Console
Perhatikan:
- penurunan impressions,
- CTR menurun,
- keyword turun posisi.
B. Bandingkan Performa Tahun ke Tahun
Artikel evergreen seharusnya stabil. Jika grafik menurun terus, itu tanda decay.
C. Identifikasi Artikel “Near Page 1”
Keyword di posisi 8–15 adalah kandidat terbaik untuk diperbaiki.
4. Strategi Memperbaiki Content Decay
1) Update dan Perluas Konten
Tambahkan:
- subtopik baru,
- contoh terbaru,
- penjelasan lebih mendalam.
2) Sesuaikan dengan Search Intent Terkini
Cek SERP:
- apakah dominan artikel panduan?
- apakah listicle?
- apakah landing page?
3) Perbaiki Struktur dan Readability
- heading lebih jelas,
- paragraf lebih pendek,
- bullet points.
4) Tambahkan Internal Linking Baru
Link dari:
- artikel terbaru,
- pillar content,
- resource page.
5) Optimasi Title & Meta Description
Fokus ke:
- CTR,
- kejelasan manfaat,
- keyword intent.
5. Content Refresh vs Buat Artikel Baru
Jangan langsung membuat artikel baru. Sering kali:
- refresh artikel lama = lebih cepat ranking,
- otoritas URL sudah ada,
- backlink tetap terjaga.
6. Jadwal Ideal Content Refresh
- artikel penting: 6–12 bulan sekali
- artikel kompetitif: 3–6 bulan sekali
- resource page: update berkala
Kesimpulan
Content decay bukan kegagalan, melainkan bagian alami dari siklus konten. Website yang tumbuh cepat bukan yang selalu membuat artikel baru, tetapi yang rajin merawat dan memperkuat konten lama.
Anggap konten seperti aset: semakin dirawat, semakin bernilai.

